Papua, Siasatinfo.co.id – Pembekalan sejarah dan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak di Kampung Mosso (Papua) merupakan salah satu bentuk kepedulian Satgas Pamtas Yonif PR 328/Dgh terhadap masa depan generasi muda dan bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif PR 328/DGH, Mayor Inf Erwin Iswari, S. Sos., M.Tr (Han), dalam rilis tertulisnya di perbatasan Skouw, Papua. Minggu (2/6/2019).
Dikatakan Dansatgas bahwa sejarah Indonesia harus terus diteruskan kepada generasi bangsa, sehingga bangsa ini tidak kehilangan jejak perjuangan atau buta sejarah
“Kita tahu ada semboyan “JASMERAH” artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah yang diucapkan oleh Presiden Soekarno, hal ini yang harus kita tanamkan kepada generasi penerus bangsa Indonesia untuk tetap mencintai Indonesia melalui sejarah,” kata Erwin.
Dikatakan Erwin, saat ini masih banyak yang belum bisa membedakan antara hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila serta pengesahan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
“Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, peringatan hari lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan utuh sampai dengan ditetapkan dan disahkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 ,” ujarnya.
Jika dilihat dari sejarah, lanjut Erwin, Pancasila di sampaikan oleh Bung Karno saat berpidato menyampaikan gagasannya tentang dasar negara didepan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
“Jadi saat itu, nama Pancasila disampaikan pertama kalinya. Menurut Bung Karno, nama Pancasila juga muncul atas saran dari seorang ahli bahasa yaitu M. Yamin,” ungkapnya.
“Selain rumusan dari Bung Karno, ada beberapa tokoh lainnya termasuk M. Yamin yang memberikan saran dan pada akhirnya diperoleh rumusan final tentang Pancasila yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945,” tambah Erwin.
Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Oktober, menurutnya berkaitan dengan peristiwa pemberontakan PKI pada tahun 1965 atau yang dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S PKI untuk mengenang gugurnya para pahlawan revolusi yang jadi korban keganasan PKI waktu itu.
“Rumusan dan tata urut Pancasila sendiri tidak hanya tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 saja, juga ditegaskan dalam Inpres nomor di 12 tahun 1968 yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno tanggal 13 April 1968,” jelasnya.
“Inpres yang dikeluarkan Bung Karno kala itu merupakan penegasan untuk menghindari terjadinya tata urutan atau rumusan sistematik yang berbeda, yang dapat menimbulkan kerancuan pendapat tentang isi Pancasila yang benar dan sesungguhnya,” imbuhnya.
Dengan didasarkan hal tersebut, Erwin menegaskan kembali kepada anggotanya untuk turut menanamkan sejarah dan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
“Selain itu, karena keterbatasan guru, di wilayah perbatasan sangat jarang sekali mendapatkan pelajaran sejarah,” ujar Erwin.
“Satgas Pos Mosso (pimpinan Lettu Arm Ilham) memberikan pengetahuan tentang sejarah dan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak di sana. Tidak hanya sekedar menghapal namun juga diajak mencari contoh mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Dengan adanya kegiatan pengenalan terhadap Pancasila, Erwin berharap mereka dapat menjadi generasi penerus yang tangguh dan berkarakter kebangsaan.
“Pintar dan terampil itu tidak cukup jika mereka tidak memiliki sikap mental dan spiritual serta kejuangan yang tangguh,” pungkasnya.(*Red/ DzR)
(Dispenad)