Parah! Warga Tertipu, Kades Sawahan Jaya Kerinci Bayar Dengan Kwitansi Kosong Ke Warga, BPD Bungkam

0

Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Kisruh dugaan penyalahgunaan Dana Desa Sawahan Jaya sebesar Rp. 859.895.000, ditambah Rp.100 Juta bantuan Provinsi Jambi dilakoni oknum Kades Kasmir semakin heboh dan hangat diperbincangkan publik.

Lalu kemana kontrol pengawasan dari 5 anggota BPD Desa Sawahan Jaya? Kelima BPD setempat kini menjadi imbas dan menuai tudingan warga bungkam.

BPD sepertinya diduga bersekongkol bersama Kades Kasmir menggerogoti uang desa yang bungkam bagai macan ompong.

“Pengawasan 5 orang anggota BPD di Sawahan Jaya tidak jalan, sehingga pelaksanaan uang desa dilaksanakan Kades dengan semena-mena dan sekehendak hati dia saja.

Ketika masih 5 anggota BPD yang menyatakan mundur dulu, semua vokal mengkritisi pelaksanaan DD dilakukan kades, sekarang malah jadi wakil masyarakat ompong dan manut ikut kemauannya,”ujar beberapa warga.

Parahnya, Desa Sawahan Jaya dikenal berpenduduk mayoritas sukses, Hunian Elit, Desa Mana Tahan lah, eh malah penduduknya menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp.Rp.151.200.000,(Rp 151,2 Juta).

Kuat dugaan aliran dana BLT setempat cuma akal-akalan dan laporan rekayasa oknum Kades yang harus diusut secara hukum Tipikor agar Kades tidak berlagak kebal hukum.

Selain aparat penegak hukum, Tim Auditor Khusus Inspektorat Pemkab Kerinci pun diminta jujur tidak main mata dengan Kades Kasmir. Karena Kades satu ini sering bertopeng diri dengan sok akrab dengan penegak hukum sebagai tameng mengaburkan masalah.

“Tunjukan ke masyarakat sini mana fisik pembangunan Jalan Desa, Perkerasan dan Saluran Irigasi yang dibangun Kades hingga habiskan uang desa sebesar Rp 377 Juta itu,”ucapnya.

Lebih tertipu lagi, Warga Pemilik Rumah Masyarakat Desa Sawahan Jaya usai terpaksa memperbaiki jembatan masuk ke rumah mereka karena dibongkar, lalu diberikan kwitansi kosong agar diteken warga.

“Ada waktu banjir dulu ada gorong-gorong kan digali, jembatan ke rumah kan dibongkar ada berbentuk gorong-gorong  dan bentuk box, karena lama tidak dikerjakan kemudian pemilik rumah terpaksa memperbaiki sendiri, ada yang sampai 3 juta.

Dia membayar itu waktu meneken kwitansi fiktif, kwitansi kosong, uang diberikan kades Rp.1,2 juta, sementara uang pemilik rumah habis Rp.3, sampai Rp 4 juta.”

“Karena neken kwitansi kosong, makanya masyarakat mempertanyakan berapa kades masukkan dalam SPJ laporan anggaran desa, jumlah rumah sekitar 20 sampai 30 rumah,”ungkap sumber warga setempat.

Ironisnya, Kades Kasmir uang pemuda dan Karang Taruna tidak dibayarkan dengan modus telah diberhentikan sepihak.

“Honor ketua pemuda dan pengurus karang taruna tidak dibayar, kalau ditanya sudah diberhentikan.

Pemberhentian secara sepihak oleh kades. Kalau untuk perkerasan jalan sama sekali tidak pernah dimanfaatkan, paling – paling 10 trip dam truk lah, kebetulan ada pengerukan sungai Batang Merao diibeli dengan harga murah,”kata warga membuka kedok kades.* (Mulyadi/Wan/Red)