Siasatinfo.co.id, Berita Sungai Penuh –Parah.!! Pekerjaan Proyek senilai Rp.31 M dari nilai HPS Rp 39 Miliar lokasi Jalan Nasional di KM 13 jalur Puncak Sungai Penuh Link Tapan Batas Sumbar (Sumatera Barat) sepertinya tidak sesuai dengan petunjuk teknis dari dokumen kontrak kerja.
Terbukti dilapangan oleh Siasatinfo.co.id, Sabtu (13/5/2023) kemarin, pihak pelaksana kegiatan Proyek oleh PT. Arjuna Bangun Perkasa di Jalan Sungai Penuh – Batas Sumbar Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi tersebut mulai ketauan boroknya. Karena tidak menggunakan peralatan minimal utama dalam pekerjaannya yakni Concrete Mixing Plant.
Terungkap ada kejanggalan yang diduga tidak sesuai dengan aturan teknis item pekerjaan yang tertera dalam dokumen kontrak kerja. Hal ini diketahui saat pantauan Siasatinfo.co.id di lokasi Proyek Jalan tersebut di KM 13 arah puncak Kota Sungai Penuh.
Pantauan dilokasi, pelaksana nekat mengaduk material semen, split dan air untuk beton jalan tidak memakai Concrete Mixing Plant, tapi memakai excavator untuk memasukkan material ke dalam truk molen.
Kondisi ini tentu akan berdampak buruk bagi mutu dan kualitas pekerjaan. Sebab untuk membuat concrete atau beton yang penting dalam dunia konstruksi sebagai bahan pokok dalam pekerjaan struktur adalah Concrete Mixing Plant.
Metode kerja Mixing Plants Concrete yang dipadu dengan Batching plant yang diawali mengisi material ke bin, menimbang agregat, menimbang air, menimbang semen, serta menimbang aditif.
Selanjutnya dituangkan ke dalam mixer untuk dengan kecepatan tertentu sehingga mencapai homogenitas beton.
Penimbangan seluruh material dilaksanakan dengan keakuratan yang sangat tinggi serta diatur secara digital dan waktu pengaduk (mixing time) ditentukan sesuai kapasitas beton dan kualitas yang akan dicapai.
Semua proses dapat disetel secara manual, semi otomatis, dan otomatis. Setiap cycle dengan kapasitas sesuai tipe mixer output batching plant dan beberapa cycle merupakan beton siap pakai (fresh concrete) yang kemudian ditampung dalam ready mix concrete truck untuk siap dikirim ke pemakai.
Sistem yang bekerja dalam proses tersebut terdapat instalasi tenaga seperti Tenaga listrik untuk menggerakkan seluruh motor listrik dan Instalasi pengendali, Tenaga pneumatik (air compressor) untuk menggerakkan buka tutup pintu-pintu agregat, Instalasi air kerja untuk pengisian mixer, Hydraulic system untuk pembuka untuk penutup pintu keluaran hasil produk (discharge gate).
Dinilai asal kerja, pihak LSM Perisai Kobra menyoroti dan menegaskan pihak pelaksana untuk bekerja sesuai dengan aturan.
Selain pihak rekanan, pihak Konsultan Pengawas harus profesional tidak tutup mata dengan teknis lapangan. Soalnya, sudah jelas-jelas rekanan bekerja tidak sesuai aturan, harus ditindak bukan sebaliknya hanya pembiaran tanpa mementingkan mutu dan kualitas proyek.(Ncoe/Red)