Molor, Senilai 3 M Proyek Jembatan Merangin Dikerjakan PT Mulia Permai Laksono Disorot

0

Siasatinfo.co.id, Berita Merangin – Pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan Gantung dengan bandrol kisaran 3 Miliar rupiah itu diduga Molor alias tak terselesaikan tepat pada waktunya.

Lokasi pada pengerjaan proyek jembatan penghubung 2 Kecamatan Tabir dan Kecamatan Margo Tabir, yakni Desa Tanjung Ilir dan Desa Lubuk Bumbun.

Proyek Jembatan Penghubung Dua Desa Dengan Nilai Rp.3 M di Kabupaten Merangin Jambi Disorot Lamban. Media Siasatinfo.co.id

Warga sangat berharap pembangunan jembatan gantung baru di desanya itu cepat diselesaikan, agar penyeberangan memakai alat perahu seadanya itu cepat berlalu di wilayah desa mereka.

Namun apa boleh buat keinginan itu hanyalah mimpi belaka setelah mengetahui bahwa waktu pelaksanaan 150 hari kalender telah terlewati, jembatan yang dinantikan hanya menampakkan kisaran lebih kurang 45 persen wujudnya.

Terpantau oleh tim awak media di lokasi pengerjaan proyek pada Rabu 28/7/21
terdapat papan plang, tertulis nama pemenang tender pembangunan jembatan di Desa Tanjung Ilir, Kecamatan Tabir menuju Desa Lubuk Bumbum Kecamatan Margo Tabir adalah PT. Mulia Permai Laksono, dengan Nomor Kontrak, HK.02.01-Bb4/ Pjn2/ Ppk2.2/ 185. Konsultan, PT. Global Teknik Multidesain.

Masa pengerjaan 150 hari dan masa pemeliharaan selama 365 hari terhitung sejak tanggal kontrak 25 Maret 2021.

Adapun panjang efektif jembatan yakni 84 meter, lebar 220 Cm dengan nilai kontrak sebesar Rp.3.077. 177. 000,-, biaya bersumber dari APBN tahun 2021.

Kendati ada beberapa pengerjaan pada proyek jembatan sedikit kejanggalan, yang mana disebut warga bahwa terdapat pada salah satu tiang pada jembatan tidak dengan kedalaman yang sama satu ini hanya berkisar 4,5 meter, padahal masing-masing nya Lebih kurang dengan kedalaman 10 hingga 11 Meter ke dasar Sungai Batang Tabir itu.

Salah seorang warga setempat yang identitasnya ingin dirahasiakan, jika dirinya tak tahu alasan kenapa pengerjaan proyek jembatan Desa Tanjung Ilir ini tidak bisa selesai tepat waktu alias molor.

Bukan hanya itu saja, pihak pemborong juga diduga mengambil keuntungan dari diameter besi dari kedalaman tiang cor jembatan yang ditanam,” seraya menegaskan jika saat ini proyek itu sudah dalam masa pemeliharaan bukan masa pengerjaan.

Sedangkan Riki yang mengakui dirinya sebagai pengurus lapangan proyek tersebut saat dijumpai pada Rabu (28/7/21) sekira pukul 13: 25 WIB,  bertepatan di Simpang Klinik Andimas Bangko.

Andimas berdalih terkait molornya pengerjaan proyek jembatan tersebut lantaran kedua Kades meminta agar pengerjaan proyek jembatan tersebut dilaksanakan setelah lebaran agar aktivitas kedua desa berjalan aman,” terang Rizky.

1. Permohonan dari Kepala Desa Tanjung Ilir Kecamatan Tabir Ilir,
2. Permohonan dari Kepala Desa Lubuk Bumbum Kecamatan Margo Tabir.
3. Kerasnya ketika saat pengeboran tiang sehingga memakan waktu yang cukup lama.

Ada indikasi pihak dari rekanan memanfaatkan surat permohonan dari kedua Kepala Desa setempat untuk salah satu alasan utama jika nanti dipersoalkan.

Disinggung tentang Surat perpanjangan kontrak yang resmi, “Rizky sebut sedang dalam pengurusan, nannti sudah selesai saya kasih kabar,” ungkap Riki pada Media ini.

Sementara itu Roby yang mengakui dirinya adalah pengawas lapangan dari Konsultan, PT. Global Teknik Multidesain saat diwawancarai Media di lokasi pembangunan, Kamis (29/7/21) sekira pukul 11: 46 : 37 mengatakan, dirinya hanyalah melakukan pengawasan saja.

“apapun kegiatan pada pekerjaan proyek jembatan smua sudah di koordinasikan dengan orang atas. Jika disoal terkait kedalaman tiang dan terancam molornya waktu pelaksanaan pada proyek pengawas tersebut mengatakan, itu semua hanya keputusan orang atas, saya hanya pekerja disini terang Roby,”cetusnya.

Sementara itu, Warga Desa Setempat sangat menyayangkan atas kurang seriusnya pihak kontraktor pelaksana proyek jembatan Desa Tanjung Ilir yang menelan dana miliaran rupiah tersebut.

Tempat terpisah, Heru mengakui bagian tim dokumentasi dari pihak penyedia Jasa saat dikonfirmasi dilokasi Proyek pada Rabu ( 29/9/21) membatah tudingan keterlambatan gaji para pekerja menjadi salah satu dampak atas molornya proyek tersebut.

“itu tidak benar bg, sekarang masih ngecor makanya pekerja pada pulang, ntar juga datang,”ujar Heru.

Ditanyai terkait keberadaan Konsultan jawabnya, Ia sedang tidak ada disini, dan proyek ini tidak ada pengawasannya,” tutur Heru pada media ini. (Bayhakie)