Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Gawat!! Antrian berjejer kiri kanan Mobil Dump Truck diatas badan Jalan Jembatan Pelangi Desa Tutung Bungkuk, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci Jambi, pihak berwenang diminta stop parkir diatas jembatan.
Sebab, jembatan tanpa tiang penyangga dan sudah berumur 14 tahun itu sangat dikuatirkan bakal ambruk dan mengancam ketahanan bobot maksimal tonase jembatan.
“Kami saja lewat diatas jembatan terasa di ayun dan bergoyang jika ada mobil fuso lewat, memang mengerikan kalau sedang diatas jembatan.
Sebaiknya pihak Pemkab Kerinci memasang palang penyangga di pangkal dan ujung jembatan. Jangan saat Pak Monadi jadi Bupati sekarang malah jembatan ini ambruk,”ujar pengunjung jembatan pelangi.
Proyek fisik Pembangunan Jembatan Pelangi dilaksanakan tahun 2011 secara bertahap hingga tahun 2013 itu, semasa Pak Murasman menjadi Bupati Kerinci masa periode 2009 – 2014.
Jembatan dibangun sepanjang 41 meter menghabiskan anggaran APBD sekitar Rp.20 Miliar. Dan ini merupakan transportasi pusat jembatan penghubung menuju komplek perkantoran Bupati Kerinci di Bukit Tengah, hingga sekarang masih utuh tanpa cacat konstruksi.
Menurut keterangan kontraktor proyek jembatan pelangi dikerjakan oleh Rekanan Bang Engjun alias Pak Jeki dihubungi Siasatinfo.co.id, Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 07:00 WIB, mengatakan kekuatan bobot jembatan harus orang PU ikut menjaganya.
“Itu mobil nggak boleh stop di atas jembatan, apalagi muatan berat ngak boleh parkir diatas jembatan kalau mau awet jembatan biar tidak ambruk.
Untuk bobot kekuatan setelah dibangun hanya mencapai 75 ton, itupun kekuatan jembatan jika dilewati kendaraan bukan posisi parkir.”
“Bobot 75 ton kalau mobil melintas nggak apa-apa, karena bebannya ngak langsung. Tapi kalau berhenti itu beban full jembatan batang sepanjang 41 meter nggak pakai tiang tengah itu sangat bahaya. Kasih tau orang PU nya kalau mobil kecil ngak masalah,”ujar Engjun dengan nada cemas.
Terpisah, menurut Johan rekanan yang ikut mengerjakan proyek jembatan pelangi tersebut mengatakan bahwa, proyek jembatan dikerjakan sampai 4 tahap sampai selesai.
“Pak Engjun 2 tahap mengerjakannya. Sedangkan kits cuma satu tahap. Selanjutnya ditahap ke empat langsung ke pengaspalan.
Waktu itu saya memakai perusahaan PT. Karya Bahari untuk mengerjakan proyek lanjutan di Oprit jembatan.”
“Selama pelaksanaan proyek jembatan hingga tahun 2013, proyek pembangunan jembatan itu habiskan anggaran sekitar Rp.19,5 M hingga Rp.20 M.lah,” ujar Johan.
Diharapkan pihak Dinas PUPR Kerinci bersama Dinas Perhubungan untuk bertindak tegas guna mencegah agar Jembatan Pelangi tidak ambruk dan dapat menimbulkan korban jiwa. (Ncoe/Red)