Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Ada-ada saja cara aneh Pegawai PUPR Kerinci Bidang Tanggap Darurat untuk menangkis sorotan miring dan kritikan berita media.
Ini dilakukan atas dugaan kecurangan dan sarat Korupsi pada pelaksanaan kerja proyek pasangan bronjong yang berlokasi di Desa Hamparan Pugu, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Sudah anggaran pelaksanaan kerja tak jelas diketahui masyarakat, eh malah bikin setingan video dengan pidato Kades Eka Irfanto yang seakan-akan kerjaan swakelola tersebut bersih dari kecurangan yang akhirnya menuai tudingan miring.
Lucunya, video pidato Kades diatas Proyek Bronjong berdurasi 1:32 detik dikirimkan Syahmadi OP Tanggap Darurat ke WhatsApp Redaksi Siasat Info, Kamis Sore (6/7/2023), gelar Doktor (DR) Bupati Adirozal malah berubah sekejap menjadi Doktorandus (Drs).
Ucapan lantang Kades Hamparan Pugu, Eka Irfanto dalam pidato didampingi para Stafnya sontak bikin netizen ketawa ngakak, maksud hati ingin menangkis berita tau-taunya keceplosan salah titel yang bikin telinga Pimpinan Daerah panas.
Berawal pekerjaan pasangan bronjong dikerjakan secara swakelola dari OP Tanggap Darurat PUPR, proyek swakelola pasangan bronjong diperkirakan habiskan anggaran ratusan itu, dibangun hanya bertengger diatas tanah pinggir Sungai tanpa ada galian tapak dan bronjong tertanam lebih dalam dari permukaan Air Sungai.
Berdasarkan hasil investigasi lapangan oleh Siasatinfo.co.id, Rabu (5/7/2023), terbukti pasangan kawat bronjong dikerjakan secara swakelola dari OP Tanggap Darurat Dinas PUPR Kerinci hanya bertengger diatas tebing sungai.
Cukup janggal kelihatan secara kasat mata, biasanya bronjong galian pondasi berada dalam air tepatnya pinggir tebing sungai, baru pasangan bronjong berurutan naik ketingkat atas lebih tinggi dari tebing sungai.
Namun kali ini, perencanaan konsultan atau memang perencanaan dibuat asalan orang dalam tanpa Konsultan perlu juga dipersoalkan.
“Masak pasangan bronjong tinggi dari permukaan air sungai, bronjong bertengger diatas tebing tanpa galian pondasi yang terlebih dahulu dipasangi bronjong.
Akibat pasangan bronjong tanpa galian pondasi dipinggir dikuatirkan jika banjir datang, pasangan bronjong ini akan ambruk ke badan sungai,”ujar Mulyadi.
Selain itu, ada dugaan kecurangan pasangan batu bronjong kosong mulai tingkatan 2 dan 3, bronjong kosong disandarkan ke tanah tebing sungai sebagai penutup kecurangan.
“Kita tantang mereka dari OP Tanggap Darurat untuk turun lokasi mengecek kembali, apa memang ada bronjong dibangun dari dasar pinggir sungai.
Dan batu pasangan bronjong kosong hanya mengelabui ukuran permukaan bronjong yang kesannya padat dari tingkat bawah sampai tingkat atas.”
Pelaksana swakelola PUPR harus menunjukkan RAB pekerjaan bronjong ini agar masyarakat tau dan tidak hanya kata Kades yang terkesan pidato bayaran,”ujar Mulyadi.
Hasil kerja swakelola OP Tanggap Darurat ini perlu dievaluasi pihak berwenang dan Dinas PUPR Kerinci, jika ingin pasangan ini tidak mubazir. Karena kuat dugaan pasangan bronjong banyak kecurangan dan tanpa galian pondasi tapak sesuai ukuran pada perencanaan.
Pasalnya, dana swakelola di dua lokasi Sungai di Hamparan Pugu Semurup ini tidak diketahui berapa anggaran dihabiskan.
“Jangan-jangan proyek bronjong ini sarang empuk bagi hasil pelaksana swakelola oknum OP Tanggap Darurat dengan Kades Hamparan Pugu,”kata sumber.**(Mul/Red)