Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Heboh, selain persoalan uang Rp.30 Juta sumbangan jemaah Masjid Nurul Iman Desa Koto Cayo, Kecamatan Air Hangat Barat Kerinci, hilang setelah disetor Pak Karman pengurus Masjid ke Kades Suharto, kini santer dugaan Pungli uang 11 Kades sebesar Rp.66 Juta oleh Ketua Forum Kades.
Terungkap, bahwa Suharto selaku Ketua Forum Kades Kecamatan Air Hangat Barat, didera lagi oleh persoalan Rp.72 Juta uang pungutan sekitar Rp.6 Juta per Kades dengan dalih uang pengamanan dan THR.
Menurut keterangan berhasil diperoleh Siasatinfo.co.id dari beberapa sumber terpercaya, menyebutkan bahwa ada uang pungutan pengamanan ke pihak terkait di Inspektorat Pemkab Kerinci.
Aliran dana tanpa SPJ sebesar Rp 72 juta ini mesti diusut aparat penegak hukum (APH) , karena ini diduga Pungutan Liar yang masuk ranah tindak pidana.
“Tercatat jumlah Desa di Kecamatan sebanyak 12 Desa, Ketua Forumnya kebetulan saat ini dijabat Suharto Kades Koto Cayo.
Kami memang diminta uang Rp.6 juta masing-masing Kades dengan alasan ketua forum untuk uang pengamanan ke Inspektorat, namun pemeriksaan dari Inspektorat tetap saja ketat.”
“Jadi uang yang dipungut Suharto ke 11 Kades dan 12 Kades termasuk Suharto untuk apa kami bayarkan. Setelah kami setorkan uang itu ke Ketua Forum, kami tidak tau lagi kemana uang tersebut, apa dia berikan atau tidak, semua dia yang atur,”ujar sumber.
Berdasarkan Informasi ini, ternyata benar adanya permainan mata antara Ketua Forum Kades Kecamatan Air Hangat dengan Tim Pemeriksa di Inspektorat Pemkab Kerinci.
Kuat dugaan, setoran per tahun para Kades se Kabupaten Kerinci jelang lebaran Idul Fitri berdalih uang THR ke pihak terkait seperti Inspektorat, tentu ini pemicu korupsi DD yang dikelola para oknum Kades penyetor pengamanan.
Modus pungutan uang pengamanan ini, para Kades terpaksa merogoh uang masyarakat desa yang tak jelas SPJ nya.
Dengan total jumlah uang Rp.66 Juta, belum termasuk 6 juta dari Suharto tentu saja menjadi bahan pertanyaan semua Kades di Kecamatan Air Hangat Barat.
“Semua terkumpul ke Suharto selaku Ketua Forum Kades jelang lebaran, yang jelas kami yang 11 Desa sudah bayar ke Ketua Forum.”
Setelah kami setorkan ke Kades Suharto, kami tidak tau apakah dia setorkan ke Inspektorat atau tidak, kami tidak tau,”Ujarnya.
Selain dana dua diatas menuai buah bibir, Kades Suharto juga dililit oleh dugaan korupsi biaya kegiatan DD Koto Cayo di beberapa pos belanja modal belum tersentuh Tim Auditor Inspektorat Kerinci.
Pasalnya, laporan realisasi DD anggaran tahun 2023, digelontorkan ke Desa Koto Cayo senilai Rp.718,54 Juta, ditambahkan Rp.100 Juta dana BKBK dari Provinsi, total Rp. 818,54 Juta itu, diduga sarat korupsi yang merugikan uang negara.
Kemungkinan karena merasa sudah setoran ke pihak terkait, Kades Koto Cayo seakan – akan siap menantang penegak hukum untuk memeriksa semua pelaksanaan dan realisasi keuangan DD anggaran 2023, sesuai data laporan Siskeudes pada tanggal 12 September 2024.
Adapun sarang empuk dugaan korupsi DD dikelola Kades Suharto, yakni biaya Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa) sebesar Rp 146,4 Juta, bibit yang dibeli kades katanya berlabel dan di beli di jawa, ini patut diduga lahan empuk korupsi Kades.
Dana fisik jalan lingkungan Desa senilai Rp. 129,4 Juta, baru saja dikerjakan sudah banyak rusak dan retak-retak.
“Mana ada jalan lingkungan dikerjakan Kades Suharto dengan tebal 10 CM, lebar 2,5 meter dan panjang 400 meter, coba cek kembali itu dilapangan.
Jalan itu dikerjakan hanya main siram diatas proyek jalan lama, makanya jalan ini cepat retak dan rusak baru dikerjakan, Inspektorat diharapkan tidak bersekongkol lah dengan Kades,”tegas sumber warga dengan nada kesal. (Mul/Mdona/Red)