Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Gerah dengan ancaman kekeringan lahan perkebunan dan merusak tanaman petani akibat pembangunan terowongan bendungan PLTA melewati Dusun Bedeng 12 menuju Muaro Emat, Warga Masyarakat setempat berunjuk rasa ke kantor.
Puluhan Emak-emak dan massa pendemo laki-laki berkumpul di Bedeng 12, kemudian berlanjut berdemo ke Kantor PLTA untuk menuntut kompensasi yang hanya isapan jempol.

Berhasil diperoleh keterangan oleh Siasatinfo.co.id, Sabtu ( 2/9/2022) sekitar pukul 14:30 WIB, puluhan massa dari gabungan masyarakat petani di Bedeng 12 melakukan aksi protes terhadap terowongan PLTA yang menggerus tanah perladangan warga
Akibatnya, banyak ditemukan tanaman petani setempat mati di kawasan perladangan warga masyarakat sekitarnya.
“Betul ada demonstrasi masyarakat Bedeng 12 terhadap tingkah laku pekerja lapangan PLTA yang tidak memikirkan kelestarian lingkungan.
Tanaman mati semua akibat aktivitas pembangunan bendungan PLTA, sumber air untuk kelangsungan hidup masyarakat kekeringan.”
“Tidak hanya tanaman di ladang para petani yang mati dan terancam musnah, tetapi kelangsungan perkonomian masyarakat sini pun akan terganggu oleh pekerjaan PLTA,”kata beberapa Warga Bedeng 12.
Dilanjutkan oleh Warga kepada Siasatinfo.co.id, selain terancam kekeringan karena sumber air mati, ditemukan juga banyak rumah penduduk yang mengalami keretakan.
“Rumah warga sini banyak yang retak-retak akibat pembangunan PLTA Muaro Emat, sementara ditunggu – tunggu masyarakat Bedeng 12 sebagai kompensasinya, pihak PLTA akan bangun sumur bor.
“Karena tak kunjung ada kompensasi bagi warga masyarakat sini, makanya orang sini berdemo menuntut janji-janji Asrori kepada warga masyarakat,”ucap warga.
Karena janji yang digaungkan Asrori kepada banyak masyarakat sekitar kawasan PLTA tak kunjung diberikan seperti kompensasi kerusakan rumah, sumur bor, tentu Warga masyarakat menjadi gerah.
Hingga berita ini dipublish Siasatinfo.co.id, belum diperoleh keterangan resmi dari pihak management PLTA Muara Emat. (Ncoe/Mul)