Libatkan Oknum KPUD, Rekrutmen Anggota PPK, PPS Diwarnai Uang Pelicin

0

Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Mencuat ke permukaan soal dugaan suap mewarnai rekrutmen anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) jelang Pilkada 2024 ini, libatkan oknum di KPUD Kerinci.

Informasi berhasil dihimpun dari keterangan sumber Siasatinfo.co.id, Minggu (12/5/2024), menyebutkan bahwa uang suap sebagai pelicin kelulusan anggota PPK dan PPS perlu diberantas agar tidak meresahkan peserta tes.

“Kabarnya pasaran suap sebagai pelicin untuk memuluskan anggota PPK Tingkat Kecamatan dengan nominal Rp. 9 sampai 10 juta.

“Pelaksanaan Tes PPK mulai hari Sabtu, 11 Mei sampai Senin 13 Mei 2024. Modus setoran uang pelicin menggunakan kaki tangan oknum anggota KPUD.

“Sedangkan uang pelicin untuk PPS Tingkat Desa dikabarkan Rp. 3,5 sampai Rp.5 Juta,”ungkapnya.

Permainan ini diduga melibatkan oknum Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kerinci sontak menuai isu tidak sedap.

Ironisnya, salah seorang warga masyarakat yang tidak mau disebut namanya mengaku pernah ingin ikut tes menjadi anggota PPS tetapi mengurungkan niat.

“Jika mau lolos menjadi anggota PPS periode ini, akan dimintai sejumlah uang oleh orang suruhan oknum Anggota KPUD Kabupaten Kerinci.

“Informasinya saat ini uang yang diminta sebesar Rp.3,5 juta, untuk bisa menjadi anggota PPS.

“Saya tidak ada uang segitu, makanya saya dak jadi ikut tes,” tambah sumber.

Terpisah, hal senada juga diungkapkan oleh sumber lain, dia mengatakan ini sudah menjadi rahasia umum.

“Saat ini perekrutan anggota PPS dan PPK di Kabupaten Kerinci akan dimintai uang oleh oknum anggota KPU kepada calon peserta.

“Setelah membayar uang yang dimintai oknum KPU tersebut maupun oknum suruhannya, dipastikan lolos tes dan diterima.

“Kalau sudah bayar, Tesnya cuma Formalitas saja,” terang sumber lagi.

Sementara, salah seorang anggota KPU Kabupaten Kerinci Noval Frandatoni, saat di konfirmasi mengenai hal itu melalui telpon seluler, Minggu (12/05/2024), dirinya menolak adanya pungutan tersebut.

“Tidak ada itu, Coba dicek, ” ucap Noval singkat. (Ded/Mul/Red)