Siasatinfo.co.id, Berita Tanjab Timur – Gawat!! Rumah Sakit Pratama Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, yang baru saja dibangun pada tahun 2023 dengan menggunakan anggaran APBD senilai Rp.43 Miliar, kini menghadapi permasalahan serius.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, berbagai kerusakan ditemukan pada struktur bangunan, seperti keretakan di dinding, kolom, plat beton dag, dan lantai jalur lintas penghubung.
Bahkan, plat beton dag dilaporkan mengalami kebocoran hingga air merembes keluar saat hujan.
Salah satu petugas keamanan rumah sakit, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa kebocoran tersebut disebabkan karena atap dag tidak dilapisi dengan material penutup aspal yang seharusnya digunakan.
“Bangunan ini sebenarnya belum selesai karena masih dalam masa perawatan. Kebocoran terjadi karena atap dag hanya dipoles dengan aspal cair, bukan dengan penutup aspal seperti yang seharusnya,” ujarnya kepada awak media pada Selasa (17/12/2024).
Lebih lanjut, petugas keamanan tersebut menambahkan bahwa pihak direktur rumah sakit sudah melaporkan kerusakan ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Namun, laporan tersebut belum mendapat tanggapan serius dari pihak kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.
“Dirut sudah menyurati dinas, dan dinas juga sudah menyurati pihak rekanan proyek. Namun, hingga kini belum ada tanggapan dari mereka,” jelasnya.
Ketika awak media mencoba menemui Direktur Rumah Sakit Pratama Rantau Rasau untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut, diketahui bahwa beliau sedang menjalankan tugas di luar kota. Sementara itu, rumah sakit ini saat ini hanya melayani pasien rawat jalan dengan menggunakan gedung A (UGD) dan gedung B (pelayanan).
“Pelayanan untuk rawat jalan dibuka 24 jam. Namun, fasilitas rawat inap masih belum digunakan,” tambah petugas keamanan tersebut.
Kerusakan yang terjadi pada bangunan ini tentu menimbulkan pertanyaan terkait kualitas pengerjaan proyek serta pengawasan dari pihak-pihak terkait.
Mengingat anggaran yang digunakan cukup besar, masyarakat berharap agar pemerintah dan pihak terkait segera menindaklanjuti permasalahan ini demi menjaga pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. (fir/Red)