Cari Modal Nyaleg, Oknum Ngaku Wartawan Minta Jatah di Proyek Sekolah Hingga ke Pekerja Ilegal

0

Sisasatinfo.co.id, Berita Merangin – Sebagian Komite di SD Negeri Dikbud Merangin penerima dana (DAU) merasa resah lantaran mereka menjadi sasaran pemerasan oknum wartawan jika tidak diberikan uang mereka malah mengancam menerbitkan pemberitaan.

Keresahan itu dirasakan oleh salah satu Komite SDN di Pematang Kandis, Kecamatan Bangko ketika dirinya di beritakan oleh oknum Caleg mengaku Wartawan dengan mempermasalahkan proyek yang di kerjaannya.

Seharusnya Mulyadi Caleg oknum ngaku wartawan melakukan klarifikasi terlebih dahulu dengan Bayhakie agar info yang diberikan ke masyarakat berimbang tidak seperti mengada-ada.

Bagaimana tidak kebohongan berita Mulyadi tampak saat dia menyebutkan proyek tersebut menggunakan kayu kelas ringan. Padahal kayu tersebut di gunakan untuk tangga pijakan kaki para pekerja mempermudahkan saat naik ke atas memasang Plafon dan mengerjakan pengecatan bangunan pada Proyek.

Atas hal tersebut berkaitan dengan masih adanya kabar miring seputar oknum ngaku wartawan yang memanfaatkan profesi jurnalistik untuk bertindak di luar etika, sehingga membuat dunia jurnalistik tercoreng.

Seorang jurnalis memiliki sejumlah tanggung jawab cukup berat melalui karya-karya jurnalistiknya.

Tanggung jawab itu adalah independensi, kebenaran data, dampak sosial sebuah informasi, dan sebagainya.

‘’Karena itulah sudah sepantasnya karya dan sikap harus berbanding lurus.
Apalagi Mulyadi Oknum ngaku wartawan juga ikut dalam kontestasi abang Pileg padahal Dewan Pers telah mengeluarkan Surat Edaran yang berisi.

“Para caleg berlatar pekerjaan wartawan untuk non-aktif sementara waktu atau bahkan mengundurkan diri.
Hal ini merujuk pada Seruan Dewan Pers Nomor: 02/Seruan-DP/II/2014 tentang Pilihan Non-Aktif Atau Mengundurkan Diri Bagi Wartawan yang Memutuskan Menjadi Caleg atau Tim Sukses.

Jika praktik tersebut dilakukan maka akan mempengaruhi independensi dan idealisme seorang jurnalis.

‘’Wartawan itu profesi yang mulia, mereka memiliki amalan dan pilihan. Antara menulis berita yang mencerdaskan dan juga bisa menyesatkan. Dan jangan mencari-cari kesalahan. Disadari atau tidak wartawan mengemban 2 amanah itu’’

‘’Harus amalkan sebuah hadits, ’Katakanlah benar kalau itu benar, dan katakan salah kalau itu salah’. Ketika wartawan menerima pemberian atau suap, tidak mungkin hadits itu bisa diamalkan’.’ (Team)