Siadatinfo.co.id, Berita Kerinci – Penuh hikmat dan haru saat penyambutan Penjabat (PJ) Bupati Kerinci, Asraf, S.tp, M.si di Bumi Sakti Alam Kerinci.
Ia disambut oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kerinci serta Majelis Permusyawaratan Adat (MPA) yang merupakan Pucuk SKO Alam Kerinci (Depati Jati).
Diketahui, penyambutan ini dilaksanakan di Ujung Tanah Kadipan (Tanah Rajo) Sanggaran Agung menjadi saksi suasana haru saat penyambutan PJ Bupati Kerinci, Asraf, S.TP, M.si oleh pemangku Alam kerinci yang terasa damai dan teduh.
Suasana Gembira bercampur haru sangat terasa dikala Asraf Pj Bupati Kerinci yang baru saja usai dilantik memeluk erat para Depati, Pemangku dan Ninik Mamak dengan linangan air mata. Lidah kelu, namun bathin saling berucap di Ujung Tanah Kadipan yang bertuah.
Ketua LAM Kerinci, H. Syafrizal, Gelar “Depati Muda Terawang Lidah” (Penawar), saat penyambutan mengatakan, Banyak harapan para pemangku Adat terkait eksistensi Masyarakat Adat dan kesinambungannya dengan pemerintah
“Adat saat ini lah kupak, Lembago lah sumbing. Kita berharap dengan adanya jalinan kerja sama antara LAM Kerinci dan Pemerintah bisa merubah keadaan Negeri, Khususnya susun tindih (tatanan) Adat di Sakti Alam Kerinci yang t’lah tercabik cabik”.
Masalah ulayat Adat yang sering menimbulkan konflik di tengah masyarakat, penyakit masyarakat (Pekat), anak muda yang mesti di edukasi dengan pelajaran kearifan lokal, agar ia tau tentang jati diri serta asal usul nya. Ungkap Ketua LAM di hadapan PJ. Bupati Kerinci
Ketua LAM Kerinci, Juga menyampaikan bahwa Kerinci memiliki dua rumah Adat, di sungai penuh dan di tanah sabingkeh (Rawang) yang sebelumnya telah dibangun oleh pemerintah, namun tidak di fungsikan karena masih adanya masalah yang bersifat internal.
“Kita berharap rumah tersebut bisa kita hidupkan, sebagai tempat Depati, Ninik mamak duduk berunding untuk menyelesaikan segala yang keruh dan silang”.
Ketua LAM Kerinci, H. Syafrizal. Dpt menyampaikan, bahwa Depati dan Ninik mamak siap bahu membahu membantu Bupati Kerinci.
“Kalau mungkin, jadikanlah Lembaga Adat Forkompinda plus, untuk menyelesaikan masalah-Masalah di Kabupaten Kerinci ”
Empat dan delapan helai kain, dihaturkan oleh para depati sebagai simbol penghargaan dan harapan.
“Penyambutan ini adalah upaya kita untuk mengembalikan marwah adat, ‘ico pakai’ yang telah lama kita warisi,” tutur Endi Putra, S.P., M.Si, pemerhati adat yang juga bertindak sebagai ketua panitia.(Red)