Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Terancam punah hutan lindung TNKS di kawasan kaki Gunung Kerinci tertinggi Sumatera dibabat oleh pelaku perambah hutan liar. Namun, pengamanan dengan dana Rp. 40 Miliar untuk 16 Kabupaten termasuk Kerinci di 4 Provinsi dinilai pihak BBTNKS sangat kecil.
Heboh disorot di Media Sosial, bahwa perambahan hutan di Kawasan Gunung Kerinci Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi sejak sepekan terakhir ini, menarik simpati Aliansi Bumi Kerinci melakukan audiensi dengan pihak Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat (BBTNKS) di Kota Sungai Penuh Senin 15/03/2021 pukul 10.00 wib.
Betapa tidak, foto yang beredar di media sosial dan pembicaraan masyarakat kerinci dan Sungai Penuh, di kawasan Gunung Kerinci terlihat jelas kawasan hutan sudah gundul dan beralih menjadi perladangan masyarakat.
Perambahan hutan meluas diakui oleh pihak BBTNKS, Wira Kepala Seksi Perencanaan Perlindungan dan Pengawetan, hutan yang sudah dirambah di Gunung Kerinci dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) mencapai 2000 hektar.
“Di Gunung Kerinci dalam kawasan TNKS, ada 2000 hektar hutan yang sudah dirambah” ungkap Wira.
Ia mengaku kewalahan mengamankan TNKS, sebab banyak keterbatasan dan kendala yang mereka alami.
Pertama jumlah personil polisi hutan hanya 16 orang untuk mengamankan kawasan TNKS yang ada di Kerinci dan Sungai Penuh. Ditambah lagi anggaran TNKS tidak memadai, yakni 40 Miliar untuk 16 Kabupaten dan Kota di 4 Provinsi.
“Personil sedikit, sementara kawasan yang akan diamankan luas, kita sangat kesulitan, 40 Miliar itu untuk 16 Kabupaten di 4 Provinsi” ungkapnya.
Bayangkan kata Wira, untuk satu kali patroli menghabiskan biaya Rp 20 juta lebih. “Idealnya dana untuk pengamanan TNKS itu 180 M, sementara yang ada 40 Miliar,” jelasnya.(Red Sst)