Tiga Sobekan 1 Karcis Masuk Wisata Air Panas Semurup Dijual Mahal Petugas UPTD Dinas Pariwisata Kerinci

0

Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci – Parahnya perilaku para petugas pemungut karcis masuk bagi pengunjung di tempat wisata Air Panas Semurup, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

Pungutan karcis masuk pengunjung dan uang parkir diminta panitia yang bertugas tidak sesuai aturan Peraturan Daerah (Perda) tentang retribusi.

Ironisnya, selembar karcis masuk ke Wisata Air Panas disobek menjadi 3 lembar, lalu dijual mahal ke pengunjung seharga Rp.6000 ribu per sobekan satu karcis masuk.

Menurut keterangan sumber Siasatinfo.co.id, Minggu (14/4/2024) pukul 17:00 WIB, mengungkapkan bahwa pungutan karcis masuk pengunjung wisata Air Panas dicurangi dengan modus kotor permainan petugas.

“Karcis masuk wisata air panas seharusnya senilai Rp.6000,- per satu pengunjung. Licik dan curang nya petugas malah memotong satu karcis menjadikan tiga lembar.

“Nilai harga satu karcis tentu menjadi berlipat tiga yaitu, Rp.18 ribu per satu karcis yang sengaja dipotong tiga,”ungkap sumber.

Dikatakan sumber Siasatinfo.co.id lagi, selain harga karcis naik 3 X lipat, uang pungutan parkir motor pun dipungut Rp.10.000,- yang seharusnya paling tinggi Rp.5000.

“Uang parkir cukup memeras pengunjung yang jauh-jauh pergi berkunjung ke Air Panas diminta per setiap motor Rp.10000,-.

Dan masak 1 Lembar Karcis di bagi tiga di jual ke Pengunjung, ini contoh karcis dari Masyarakat di jual sekeping Rp 6.000,- yang hasilnya langsung Ka. UPTD Pariwisata. Satu karcis utuh senilai Rp.6 ribu, UPTD sudah dapat untung Rp 12.000,-

“Ini benar-benar mempermalukan dan merugikan daerah, karena keuntungan yang dua potong masuk ke kantong Oknum KA. UPTD dan Petugas lain.

Masyarakat setempat & Pemuda Desa Air Panas siap jadi Saksi “ujar sumber dengan nada ketus.

Namun hingga berita ini dipublish, Kadis Pariwisata Kerinci dan Usman selaku Ketua UPTD belum diperoleh keterangannya terkait dugaan kecurangan jual beli karcis yang merugikan PAD dan masyarakat pengunjung wisata.(Tim Red)

Tinggalkan Balasan