Siasatinfo.co.id, Berita Banyuwangi – Sekolah Adat Tanah Sekudung dibawah Pimpinan Andy Yalmi menampilkan tradisi ” Ngadu Tanduk dan Silat Harimau Kerinci” dalam Panggung Budaya Musyawarah Besar Sekolah Adat Nusantara 12-15 Agustus 2024 di Desa Adat Kemiren Osing, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Penampilan Tradisi Ngadu Tanduk tersebut diawali dengan Tarian Silat Harimau yang diikuti dengan Gerak Tarian Asyeik dan Nyaro (Pujian-pujian terhadap Roh Leluhur) mengawali dimulainya Tradisi Ngadu Tanduk.
Selanjutnya, dua orang Penari Memakai Gerakan Silat dan Sebilah Bambu berbentuk Tanduk yang dihiasi kain Hitam dan Merah memainkan Permainan Ngadu Tanduk Layaknya Kerbau yang sedang Beradu Tanduk dengan Gerakan yang lincah.
Semua penonton terpukau dengan penampilan tradisi dari Kerinci Jambi tersebut. Sebagai penutup dari penampilan tradisi panggung budaya malam itu, Selasa (14/08/2024), menandakan keberagaman dan tradisi yang ada di nusantara sebagai khazanah dan pengetahuan terhadap budaya Lokal masyarakat.
Musyawarah Besar Sekolah Adat mengusung tema “Pendidikan Adat sebagai Jalan Pulang untuk Menjaga dan Merawat Bumi”.
Sebanyak 600 orang peserta perwakilan sekolah adat dari berbagai pelosok negeri mengikuti Kegiatan Mubes Sekolah Adat Nusantara yang dihadiri langsung Kemendikbud Bidang Kepercayaan Ketuhanan YME dan Masyarakat Adat, BRIN dan Mitra Kerja lainnya.
Mengenal Tradisi Ngadu Tanduk
Ngadu berasal dari kata mengadu, sedangkan tanduk merujuk kepada tanduk kerbau karena salah satu properti yang digunakan seperti tanduk kerbau. Tradisi Ngadu Tanduk Berasal dari Desa Siulak Panjang Luhah Depati Mangkubumi.
Tanduk yang digunakan dalam tradisi ini terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 2 meter. Bambu yang dibentuk seperti tanduk ini kemudian dibungkus menggunakan kain berwarna hitam, terkadang juga ditambah dengan kain berwarna merah, putih dan kuning agar semakin menarik bentuknya.
Di kedua ujung tanduk ditaruh “rumbai-rumbai” yakni potongan-potongan kain sebagai penghias serta giring-giring yaitu lonceng-lonceng kecil.
Dua buah tanduk yang digunakan ini diletakkan di atas bahu para pemain yakni dua pemuda yang telah menggunakan pakaian adat.
Mereka bergerak lincah, kaki mereka silih diangkat, dan tanduk mereka diayun ke kiri ke kanan, bak kerbau yang sedang mencari lawan. Namun, gerakan mereka diperhalus dalam bentuk tarian. Sesekali kedua ujung tanduk di atas kepala mereka diadu bergantian
Alunan musik Dap (rebana Kerinci), gung, diikuti vocal nyaro (senandung mantra) mengiringi permainan mereka. Tukang nyaro sesekali memuji para pengadu tanduk dalam prosa-prosanya, “palang indah maennyo tuan, angkat kaki mundam takirai, ayun tangan seludang jatoh” (sungguh indah permainannya tuan, kaki mereka diangkat laksana “mundam” -sejenis baskom kuno- yang digerai, tangan mereka diayun seperti seludang -pelepah pinang-yang jatuh).
Kadang tukang nyaro memperingatkan para pemain untuk menjaga keindahan permainan mereka, “jangan usak maennyo kito, kito di tengah gulanggang rami” (jangan sampai rusak permainan kita, sebab kita di tengah gelanggang ramai).
Di masa lalu, Ngadu Tanduk tidak ditampilkan untuk acara-acara besar. Ia hanya berfungsi sebagai hiburan para pemuda sehabis menuai/memanen padi di sawah.
Kelompok pemuda-pemudi dari tiap klan umumnya bergotong royong untuk memanen padi di sawah-sawah mereka.
Setelah panen tersebut selesai, barulah tuo jenang (Ketua Pemuda) meminta salah satu pemuda dari kelompoknya mengadu tanduk dengan pemuda dari kelompok lain.
Berharap terhadap generasi muda, mari kita pelajari adat kita, baik dari sejarah, filosofi, seni budaya, hingga hukum adat. Karena ini lah identitas kita. Karena masih sangat banyak nilai-nilai yang belum kita gali dan kita perlu pelajari bersama.*(Red Sst)
Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci - Pelaku kasus dugaan tindak pidana pengancaman terhadap seorang ibu rumah tangga…
Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci - Lemahnya pengawasan terhadap aliran uang Desa makin hari makin parah. Buktinya,…
Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci - Modus dugaan kecurangan dan penyelewengan uang masyarakat Desa Belui, Kecamatan Depati…
Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci - Menguap lagi, Dugaan Paket Proyek titipan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)…
Siasatinfo.co.id, Berita Jambi - Pasca pelaporan resmi Ahmadi Zubir mantan Walikota Sungai Penuh bersama kroninya…
Siasatinfo.co.id, Berita Kerinci - Lagi, bergulir ada dugaan penyalahgunaan anggaran biaya untuk perjalanan dinas pejabat…